EkonomiLatestRagamRegional

Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Kolaborasi dengan Bank Bjb Launching Program Petani Milenial Komoditas Lebah Madu

TASIKMALAYA, MP – Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Bank Bjb menggelar launching program Petani Milenial komoditas lebah madu di Kampung Pramuka.

Acara tersebut dilaksanakan di Pasirjeungjing, Lengkongjaya, Cigalontang, Tasikmalaya, Selasa, 21 September 2021.

Launching tersebut menjadi penanda mulai bergulirnya salah satu program Petani Milenial Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

Pada kegiatan tersebut, bank bjb menjalin kerja sama dengan CV Fattah Ferina yang akan berperan sebagai offtaker budidaya lebah madu.

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara kedua belah pihak.

Selain itu, penandatanganan PKS juga dilakukan antara Kepala Dinas Kehutanan dengan CV Fattah Ferina. Dalam kesempatan tersebut, bank bjb  melakukan penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara simbolis kepada perwakilan peserta Petani Milenial Komoditas Lebah Madu yang disaksikan langsung secara virtual oleh Gubernur Jawa Barat Muhammad Ridwan Kamil.

Dalam program Petani Milenial yang digagas Pemprov Jawa Barat, bank bjb berperan sebagai pelaksana penunjang program yang akan membantu akses permodalan bagi para peserta, termasuk dalam program Petani Milenial komoditas lebah madu di Tasikmalaya. Akses permodalan diberikan dalam bentuk KUR.

Tahapan yang harus dilalui para peserta Petani Milenial di antaranya adalah evaluasi kelayakan usaha terhadap proposal rintisan usaha tani, pendampingan proses akad kredit dan bimbingan pengelolaan pemanfaatan modal usaha juga pertanggungjawabannya.

Pemimpin Divisi Kredit UMKM bank bjb Denny Mulyadi mengatakan, bank bjb memberikan bentuk dukungan yang tidak terbatas pada akses permodalan. Melainkan pendampingan produksi hingga menjamin ketersediaan pasar melalui para off-taker.

“Untuk komoditas lebah madu ini bank bjb bekerjasama dengan CV Fattah Ferina karena masalah pertanian bukan hanya soal permodalan saja. Masalah akses pasar, pendampingan dan ketetapan harga hasil panen juga harus ikut dipikirkan. Untuk itu, bank bjb hadir untuk mendukung petani milenial untuk terus berkembang ke level yang lebih tinggi,” ungkap Denny.

Selain akses permodalan untuk petani milenial, bank bjb juga menjalankan program Pesat (Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu) bagi pelaku UMKM. Program ini memberikan pendampingan intens kepada nasabah UMKM agar berkembang.

“Bank bjb juga akan memberikan program pensiun bagi petani atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Hal ini penting untuk mulai dipahami petani milenial agar masa tua mereka terjamin dan sejahtera,” ungkap Denny.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto mengatakan, keterlibatan bank bjb dalam program Petani Milenial adalah salah satu wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam kaitan Covid-19, hal ini sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tengah digalakkan pemerintah.

“Bank bjb akan senantiasa mendukung segala upaya akselerasi ekonomi masyarakat melalui kemudahan akses layanan perbankan. Dukungan modal usaha hingga pedampingan dan ketersediaan pasar diharapkan dapat membantu keberlangsungan bisnis para pelaku UMKM di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat,” ungkap Widi.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan bahwa dukungan berbagai pihak bagi program Petani Milenial akan sangat membantu pemerataan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sehingga, masyarakat desa tidak perlu merantau kerja ke kota untuk mendapatkan penghasilan yang mumpuni.

“Konsep petani milenial harus didukung oleh semua pihak kita tidak mau lagi melihat ketimpangan ekonomi bahwa jika menginginkan rezeki harus hijrah ke kota, kita buktikan bersama-sama di era covid ini tinggal di desa bisa mendapatkan rezeki kota, semua dinas di klaster pangan harus bersama-sama dengan bank bjb selaku BPD terbaik dan nomor satu di Indonesia, menambah kuantitas dan jumlah penyerapan petani milenial di Jawa Barat,” ungkapnya. ***