EkonomiNasionalPendidikanPolitikRagamRegionalStyle

Pemkot Bandung Gandeng Komunitas Dosen DKV Tuntaskan Masalah Perkotaan

Bandung, MP – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menggandeng para dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) se-Bandung Raya yang tergabung di sebuah wadah komunitas CMYK untuk berkolaborasi. Pemkot Bandung akan memanfaatkan kreatifitas informasi visual untuk mengkampanyekan program.

Yana menuturkan, Pemkot Bandung telah menyusun sejumlah program prioritas. Di antaranya tentang masalah sampah. Menurutnya, konsep Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) yang saat ini merupakan fondasi solusi penuntasan masalah sampah.

“Pak wali punya program prioritas dan program prioritas kita itu sampah. Saya ingin ada gerakan. Barang kali lewat desain bisa mengajak masyarakat,” kata Yana di Balai Kota Bandung, Rabu (31/7/2019).

Program lainnya yang ingin Yana kampanyekan secara masiv adalah solusi menabung air ketika musim hujan. Kini, Pemkot Bandung tengah berupaya untuk bisa menyimpan cadangan air air melalui pembuatan drum pori.

Selanjutnya Yana mengungkapkan, program prioritas lainnya yakni untuk menuntaskan kemacetan. Dengan adanya peran dari informasi visual diharapkan mampu menyebarluaskan beragam upaya dari Pemkot dalam menangani lalu lintas di Kota Bandung.

Untuk itu, Yana menaruh harapan kreativitas para akademisi di Kota Bandung ini bisa menjadi medium baru dalam menyampaikan informasi. Sehingga program Pemkot Bandung bisa semakin luas menjangkau masyarakat.

“Saya berharap dengan desain informasi ini bisa nyampe. Saya punya keyakinan masyarakat Kota Bandung itu punya semangat gotong royong. Tapi sulit untuk menjangkau semuanya,” jelasnya.

Sementara itu, kolaborator sekaligus founder CMYK, Melvin Goenawan menyatakan, para dosen di berbagai universitas di Kota Bandung sangat menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, ini menjadi kesempatan untuk memperluas pengalikasian DKV sebagai salah satu keilmuan.

“Pasti kita sangat siap dan materi itu sudah ada. Tinggal merealisasikan ke dalam sebuah even atau kegiatan yang bermanfaat. Perlu dipahami desain bukan tentang visual tapi sebuah proses atau pemikiran mencri problem dan menjadiknnya sebuah solusi,” ucap Melvin.

Melvin menegaskan, dengan adanya kolaborasi ini maka tercipta sebuah penggabungan yang komplit antara elemen akademisi, industri, komunitas dan pemerintahan. Sehingga, produk yang dihasilkan bakal memiliki manfaat lebih luas.

“Ini pasti akan kita sambut dan akan dipertimbangkan menjadi kegiatan. Bukan cuma pamer gambar tapi bagaimana memamerkan mencari masalah dan solusi dengan pendekatatan budaya yang ada di Kota Bandung,” katanya. (***)

Leave a Reply