Selain Selesaikan Sampah, Kang Pisman Juga Berupaya Sejahterakan Warga
Bandung, MP – Program kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah (Kang Pisman) tidak hanya sekedar upaya menyelesaiakan permasalahan sampah di Kota Bandung. Lebih dari itu, Kang Pisman merupakan upaya salah satu menyejahterakan warga.
Hal itu diutarakan Wali Kota Bandung, Oded M Danial saat menjadi pembicara pada Zero Waste City Conference yang digelar di Penang Malaysia.
“Anggaran Rp160 miliar dihabiskan untuk mengelola sampah dengan membawanya ke tempat pembuangan akhir. Oleh karenanya, sangat perlu untuk penaggulangan sampah dari sumbernya. Sehingga anggaran Rp160 miliar per tahun bisa dialokasikan untuk hal yang lebih bermanfaat,” kata Oded, Senin (14/10/2019) lalu.
Perlu diketahui, konferensi ini yang berlangsung pada 14-15 Oktober lalu digelar oleh Gobal Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) Asia Pasific dan Consumers’ Association of Penang (CAP) berkolaborasi dengan Dewan Kota Seberang Perai.
Selain Oded, pembiacara lainnya yatu Mageswari Sangaralingam (Consummer Association of Penang), Monica Wilson (GAIA US), Jack McQuiban (Zero Waste Europe), Edwin Santiago (Wali Kota San Fernando Filipina), dan Sherma Benosa (GAIA Asia Pacific). Mereka juga berbicara tentang isu-isu permasalahan sampah dan cara mengatasinya di daerahnya masing-masing.
Tahun ini, ZWCC mengangkat tema “Solutions to Plastic Pollution in Asia” yang mendorong kebijakan untuk mengurangi sampah plastik dan menggerakkan kota tanpa sampah secara berkelanjutan.
Pada konferensi tersebut, Oded mengungkapkan langkah-langkah yang telah dilakukannya untuk menangani sampah di Kota Bandung. Hal pertama yang dilakukannya yaitu mengampanyekan Kang Pisman ke warga.
Kampanye Kang Pisman memanfaatkan beragam media. Mulai dari logo, maskot, yel-yel, boneka, akun sosial media, dan film. Bahkan ada lagu Kang Pisman untuk warga Kota Bandung menerima konsep zero waste.
“Kami juga membangun program zero waste dengan menciptakan model-model. Mulai dari kawasan pemukiman, pasar, sekolah, mal, hotel, kantor dan lainnya. Salah satu tempat percontohannya adalah rumah saya sendiri. Jadi Wali Kota Bandung memulai dengan memberi contoh,” kata Oded.
“Kami juga membangun kolaborasi dengan berbagai pihak dari mulai jajaran pemerintah Kota, tokoh masyarakat dan komunitas, swasta, NGO, organisasi ibu-ibu, organisasi kepemudaan, tokoh masyarakat dan komunitas, tokoh agama, dan semua pihak yang punya visi yang sama,” imbuhnya.
Agar warga semakin turut teribat, kata Oded, Pemkot Bandung melakukan pendekatan di kewilayahan dengan membuat 8 kawasan bebas sampah.
“Sebanyak 8 kawasan tersebut merupakan 30% dari 151 kelurahan yang ada di Kota Bandung,” jelas Oded. (***)