Workshop Pembuatan Mini ISP Dikuti Sebanyak 54 Guru TKJ se-Jabar
BANDUNG, MP.com – Sebanyak 54 Guru Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK se-Jawa Barat mengikuti Workshop Pengembangan Model Pembelajaran Kejuruan Teaching Factory Mini ISP yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK BMTI) Bandung.
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) TKJ se-Jawa Barat dan berlangsung selama tiga hari, 22-24 Januari 2019. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru agar mampu berinovasi di bidang ilmu yang ditekuni.
Ke-54 guru tersebut terdiri dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat. Selain MGMP TKJ, kegiatan tersebut didukung oleh Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tikomdik) Dinas Pendidikan Jawa Barat dan lima perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, yakni Skyline, Asus, PT Ruijie Networks, Wahana Piranti Teknologi, dan HP.
Ketua MGMP TKJ Provinsi Jawa Barat, Rudi Haryadi mengatakan, workshop tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksankan setiap tahun. Selain menjadi sarana silaturahmi antar sesama guru, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menumbuhkan inovasi guru
“Ini juga merupakan ajang bagi guru TKJ untuk saling bertukar pikiran, sharing, dan dapat menghasilkan inovasi yang bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran,” tutur Rudi saat ditemui di P4TK BMTI, Rabu, (23/1/2019/).
Dia pun menjelaskan, pembelajaran yang berorientasi pada produk adalah fokus utama dari program revitalisasi SMK. Sehingga teaching factory menjadi titik fokus dalam workshop kali ini. “Kita bangun inovasi yang didalamnya berkolaborasi dengan industri, sehingga hasilnya dapat dijalankan di sekolah,” tutur Guru SMKN 1 Cimahi tersebut.
Mini ISP
Rudi pun mengatakan, teaching factory dalam workshop kali ini adalah pembuatan miniatur internet service provider (mini ISP) yang pada saat ini banyak dibutuhkan di masyarakat. Bekejasama dengan SMKN 1 Kawali yang sudah menjadi pelopor pembuatan mini ISP, dia berharap satuan pendidikan lain mampu mengembangkannya dan mampu mencetak siswa yang siap terserap di dunia industri sesuai dengan bidang keahlian yang mereka tekuni.
“Objek pembelajaran TKJ itu banyak, tapi sekarang kita siapkan di bidang ISP, guna menyiapkan siswa agar kompeten di bidang kerjanya,” tambahnya.
Hal senada pun diungkapkan oleh instruktur workshop, Dian Sediana. Ketua Program Studi (Kaprodi) TKJ SMKN 1 Kawali tersebut menjelaskan, pengembangan ISP telah menjadi komoditas yang dapat diaplikasikan langsung di masyarakat. “Di workshop ini, kita jelaskan semuanya, dari mulai pengaturan jaringan hingga pelayanan terhadap klien,” tuturnya.
Dengan menciptakan mini ISP, masih menurut Dian, bertujuan agar produk ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi siswa di dalam kelas, karena bentuknya dibuat menjadi kecil atau miniatur. “Jadi fungsi dan komponennya sama, hanya bentuk saja yang dibuat lebih kecil,” tambahnya.
Sinergitas
Kepala Divisi Pendidikan PT. Skyline, Leo Ardhitya mengatakan, pihaknya selalu berupaya bersinergi dengan SMK yang sesuai dengan bidang perusahaannya. Sehingga, langkah tersebut merupakan usaha pihak industri untuk meningkatkan serta mewadahi kompetensi yang dimiliki siswa SMK.
Selain itu, Leo juga mengatakan, ketimpangan standar kompetensi di sekolah dan di industri menjadi salah satu masalah yang mengakibatkan Kompetensi siswa SMK tak terserap dengan baik. “Ini adalah upaya kita untuk memberi kontribusi dan perhatian di bidang pendidikan, agar Kompetensi siswa sesuai dengan kompetensi yang diterapkan industri. Saya yakin siswa SMK memiliki kompetensi yang mumpuni,” ujarnya. (***)